Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik Pada Kasus Ekstrusi Gigi Posterior Rahang Atas dan Migrasi Gigi Posterior Rahang Bawah

Dublin Core

Title

Pembuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Akrilik Pada Kasus Ekstrusi Gigi Posterior Rahang Atas dan Migrasi Gigi Posterior Rahang Bawah

Subject

Gigi tiruan sebagian lepasan, ekstrusi, migrasi

Description

Kehilangan gigi merupakan keadaan yang umum terjadi. Individu yang mengalami kehilangan gigi akan merasa kesulitan dalam mengunyah makanan. Akibat kehilangan gigi tanpa penggantian akan terjadi pergeseran gigi dan erupsi berlebih. Proses pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan dalam kondisi tertentu sering menemukan kesulitan, di antaranya adalah pada kasus ekstrusi dan migrasi gigi. Pada studi model, ditemukan kasus gigi tiruan sebagian lepasan akrilik dengan kehilangan 12, 14, 16, 17, 24, 25 dan 36, 37, 42, 43, 44, 45, 46. Gigi 27 mengalami ekstrusi dan gigi 47 mengalami migrasi.
Tujuan dari penulisan ini adalah mengetahui teknik penyusunan gigi untuk mendapatkan oklusi yang baik, mengetahui desain untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi, serta untuk mengetahui kendala-kendala dan cara mengatasinya pada pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik pada kasus ekstrusi dan migrasi.
Prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan akrilik pada kasus ini adalah persiapan model kerja, merapihkan dan block out model kerja, pembuatan desain, bite rim, cengkeram, penanaman model pada okludator, penyusunan gigi, flasking, boiling out, packing, curing, deflasking, finishing dan poleshing.
Kesimpulannya adalah desain pada rahang atas menggunakan full plate dan rahang bawah tapal kuda dengan menggunakan cengkeram C, half jackson dan occlusal rest. Retensi didapat dari cengkeram dan stabilisasi didapat dari perluasan basis. Penyusunan gigi pada kasus ekstrusi dan migrasi dilakukan peradiran di bagian oklusal agar gigi dapat beroklusi dengan gigi antagonis. Adapun kendala dalam kasus ini ialah pada saat deflasking sayap bukal pada gigi
16 patah dan plat protesa mengalami porus. Penulis menyarankan pada saat deflasking harus berhati-hati dan pada tahap rebasing penyusunan elemen gigi difiksasi dan diwaxing lebih tebal agar tidak berubah posisi saat dilakukan flasking.

Creator

Ainun Najib Ahyar

Source

Teknik Gigi

Publisher

Perpustakaan Tanjungkarang

Date

2018

Contributor

Mahasiswa

Format

Soft File

Language

Bahasa Indonesia

Type

Text

Coverage

Poltekkes Tanjungkarang